Politik merupakan kesatuan ilmu pengetahuan yang
sangat komplek, bernilai esensi yang tinggi, dan terjadi melalui proses-proses
secara tidak langsung yang termuat dan tercipta sejak dahulu dengan sendirinya.
Politik juga mengajarkan suatu seluk atau bagian kehidupan yang realitas dan
terintegritas dengan baik lewat berbagai aspek-aspek fokus materinya, sehingga
menjadi suatu ilmu pengetahuan yang mahal
dan penting bagi keberlangsungan satuan makhluk di bumi ini.
Menurut H.J Morgenthau
tujuan ilmu politik (the purpose of
political science) adalah untuk mengetahui, mengerti, dan paham akan
politik dari segi atau perspektif pengartian. Dilihat dari sisi tersebut,
pengartian politik sendiri dapat diartikan sebagai suatu yang terjadi secara
alami, terakumulasi, terdistribusi, dan mempunyai kekuatan dalam interaksi
sosial.
Mengkaji apa sebenarnya
yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan atau apa sebenarnya teori ilmu
pengetahuan (scientific theory)
tersebut, seorang Morgenthau memaparkan bahwa suatu ilmu pengetahuan harus
memiliki tujuan instrinsik untuk membawa dan menyajikan pemahaman akan fenomena
yang terjadi. Memiliki keterkaitan yang erat antara pengalaman dan alasan serta
menyertakan data yang empiris untuk dipahami. Keseluruhan bagian ini semua adalah hasil keambiguanitas dari unsur fakta
sosial.
Ilmu pengetahuan politik
di satu sisi mempunyai asal kemunculan sejarah yang sangat unik. Di lain pihak
ilmu pengetahuan politik juga dapat dibedakan lewat kesamannya dalam artian
manifestasi kekuatan sosial. “As no event and no shape” “tidak ada
kejadian dan tidak ada bentuk, “ujar Monteigne mengenai hal ini.
Morgenthau menjelaskan
bahwa sejarah ilmu politik seperti halnya sejarah seorang manusia dari pada
zaman peperangan, dimana yang yang memiliki banyak kekuatan maka itulah yang
eksistensinya terjaga. Konten tulisan pendapat Morgenthau juga menjelaskan
tentang ketidaksetujuan akan penindasan sosial dan mengisyaratkan agar
mencintai orang-orang yang mengatakan dan mengutarakan pendapatnya tentang
politik.
Selanjutnya pernyataan
Prof. Morgenthau yakni “all truth is of
necessity a partial truth” “semua kebenaran adalah karena paksaan dari sebagian
kebenaran” yang berindikasi bahwa di dalam ilmu pengetahuan politik terdapat
tekanan untuk menyesuaikan akan godaan penyimpangan yang terjadi dari kebenaran
hanya untuk kepentingan sosial. Pemaksaan yang sama juga terjadi di setiap
cabang ilmu pengetahuan. Bukan hanya ilmu pengetahuan politik.
Menyikapi hal tersebut di
atas bisa diartikan bahwa setiap publik atau elemen masyarakat berkemungkinan
untuk berbeda. Memiliki sekumpulan atau kolega masing-masing baik sendiri
maupun yang bersifat universal dalam sistem birokrasinya. Tetapi dari
keseluruhan lingkungan pergaulan tersebut, mempunyai prinsip basic yang sama yakni masih dalam tatanan
pengetahuan.
Bagaimanapun, aspek-aspek yang sedemikian rupa
merupakan suatu problematika kepentingan sosial yang dibuat-buat. Menurut
pernyataan Prof. Morgenthau dalam thesisnya ini yang berbunyi “a political science which is faithful to
its moral commitment of telling one truth cannot help telling society things it
does not want to hear”, yang berarti yaitu ilmu politik yang setia akan
komitmen moralnya untuk mengatakan satu kebenaran tidak dapat membantu
mengungkapkan kepada masyarakat tentang sesuatu yang tidak ingin didengar. Tetapi
Prof. Morgenthau dapat dikatakan cenderung untuk menjaga fakta bahwa sebagian
dari kebenaran dapat disampaikan dan bahwa masyarakat sekarang ingin didengar.
Prof. Morgenthau juga
memaparkan analisanya mengenai keadaan terkini dari situasi masyarakat untuk
menciptakan atau menemukan suatu sikap plural yang terdiri dari agama, kelompok
politik, sosial, dan ekonomi yang kesemuanya berkomitmen untuk terciptanya
kebenaran sosial tertentu. Beliau
mengatakan bahwa, ilmuan politik haruslah dan selayaknya menyimpang dari satu
atau lebih dari hal ini untuk mencari kebenaran atas masyarakat seutuhnya.
Dapat diistilah bahwa beliau mengisyaratkan untuk sebuah pencarian kebenaran
terkait proses-proses ilmu pegetahuan politik, seorang manusia harus belajar
bukan hanya dari satu hal tetapi dapat mencari hal lain supaya implementasi
akan penerapan dan subtansi kebenaran ilmu tersebut akan bisa dibuktikan.
Ilmu politik tersusun atas
berbagai penilaian dan aspek kemanusiaan, pendidikan, tradisi kehidupan,
berbagai metode, dan memunculkan atau disebabkan oleh banyak isu. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa politik bukan hanya sekadar pengetahuan yang mencakup pola-pola
pembuktian kebenaran, melainkan adalah suatu gabungan aspek terpenting yang
dipadukan lewat kearifan nilai-nilai masyarakat pada bagian waktu tertentu.
Mengambil contoh dari
Sebuah pernyataan yang
menarik untuk ditelah bahwa “jika kamu mengatakan kebenaran dalam ilmu politik
adalah jika kamu telah membenci apa yang kamu sedang katakan.” Dengan demikian
politik bukanlah ilmu yang selalu benar dan patut untuk mudah dipercaya.
Seringkali politik digunakan sebagai lahan untuk melakukan kesalahan lewat kata-kata
yang terangkai sehingga dinilai dengan suatu kebenaran. Prof. Morgethau
mengatakan bahwa “Ilmu Politik yang dianiaya kemungkinan mengalami perseteruan
karena telah menempatkan suatu komitemen moral untuk kebenaran atas kenyamanan
sosial dan ambisi.” Pernyataan ini dapat terjadi benar adanya dan juga di lain
sisi bisa dikatakan salah karena tidak elegan bahwa suatu kebenaran atau
pernyataan politik dikatakan sebagai suatu kebenaran hanya karena jumlah suara
dari masyarakat. Kebenaran politik terlihat benar adanya jika mampu mewujudkan
apa yang menjadi harapan bersama, harapan seluruh komponen masyarakat sosial,
dan dapat menyelesaikan segalapersoalan yang terjadi dalam aspek
kemasyarakatan.
Menarik kesimpulan
keseluruhan dari pendapat seorang Prof. Morghenthau ini, bahwa ia yakin dalam
praktik ilmu politik, dalam aspek teoritisnya, politik seharusnya bertujuan
untuk menyelesaikan berbagai masalah politik itu sendiri. Politik adalah bagian
sebuah ilmu pengetahuan sosial yang mampu mengungkapkan suatu kondisi kenegaraan,
kemasyarakatan, dan hubungan antar keduanya. Sebuah tujuan ilmu politik yang
dikuak melalui analisa teoritis yang berlandaskan idealis ini telah
mengingatkan kepada kita akan artian dan pandangan manusia terhadap politik itu
pasti berbeda, tetapi kesepakatan dan komitmen untuk tujuan bersama adalah inti
visi dari penerapan ilmu ini.
Rakhmat
Abril Kholis
1112113000029
A- Class of International Relations
Buat lebih berguna, kongsi: