Immanuel
Kant, seorang pemikir barat era abad ke-18 M yang menjadi salah satu
dari beberapa pemegang arah paradigma berpikir dalam merumuskan dan menganalisa
sebuah teori tentang negara dan perwujudan perdamaian internasional. Segelintir
pemikiran dari seorang tokoh ternama tentang perwujudan sebuah tatanan
perdamaian dunia lewat nilai-nilai di luar dogma kekerasan dan konflik
internasional. Seorang yang secara umum menepis anggapan mainstream
bahwasanya perdamaian di dunia adalah mustahil untuk diwujudkan. “Perdamaian
abadi mengacu pada keadaan di mana perdamaian permanen didirikan di daerah
tertentu.Tidak ada suatu kekusaan yang mutlak bisa menjaga kedamaian dunia.”
Immanuel Kant melalui prinsip
pemikirannya yang tertuang di dalam karya “to Perpetual Peace”,
memaparkan dengan sistematis beberapa poin penting tentang bagaimana
pandangannya terkait isu-isu mengenai negara, kekuasaan, perdamaian,
perjanjian, dan sifat-sifat alamiah yang lumrah ada dalam kehidupan internasional. Ia mengemukakan
gagasan tentang konsep konstitusi di dalam suatu negara dan antar negara,
formasi sistem pemerintahan berbentuk Republik, persaudaraan internasional,
kebebasan sebuah negara, dan larangan adanya intervensi sebuah negara ke dalam
internal negara lain.
Secara implisit beberapa gagasan
yang dituangkan Immanuel Kant dalam karyanya telah menjadi arahan yang positif
demi perwujudan perdamaian internasional tanpa kekerasan. Ia berpendapat
bahwasanya perjanjian atau genjatan senjata yang sering dilakukan pasca
peperangan tidaklah begitu berguna apabila niat untuk menghentikan pertikaian
itu belum ada. Selain itu, ia juga menyinggung persoalan mengenai buruknya
sistem perdagangan bebas (free trade) jika menjadi alasan legalitas
sebuah dimensi kekuasaan ekonomi, otoritas militer internasional yang di luar
batas, hutang luar negeri suatu negara yang pada akhirnya menjadi alasan pemicu
konflik, dan intervensi militer asing ke dalam negeri suatu negara. Hingga pada
akhirnya ia menawarkan sebuah konsep negara Republik dengan penerapan
nilai-nilai konstitusi yang kuat dan tegas antar negara lewat dibentuknya
sebuah liga atau perserikatan yang menaungi dan menjaga perdamaian
negara-negara anggota.
Merelevansikan apa yang digagas oleh
Immanuel Kant di dalam “to Perpetual Peace” dengan teori dan isu
hubungan internasional kontemporer, maka tiada alasan untuk kita membantah
gagasan tersebut. Immanuel Kant telah mampu secara teoritis menolak pandangan
kaum realis dan memberikan paradigma-paradigma berpikir moderat dengan
mengedepankan aspek-aspek dialog, negosisai, perjanjian, perundingan, serta
menghilangkan bentuk-bentuk kejahatan internasional terhadap suatu negara. Selain
itu, Immanuel Kant juga menyinggung adanya prinsip dependency theory yang
berkembang sekarang antara negara dunia III dengan negara dunia I. Sifat
ketergantungan ini secara tidak langsung dapat menjadi penyebab timbulnya
masalah-masalah internasional seperti hutang luar negeri yang sangat merusak
stabilitas dalam negeri suatu negara, sistem regulasi yang tidak seimbang, dan
kekuatan dominan salah satu dan beberapa negara pemilik kuasa. Contoh lain yang
dapat kita jadikan pembenaran ialah adanya keterlibatan negara superpower seperti
Amerika terhadap masalah-masalah intern suatu negara dan NATO yang telah
sedikit menggambarkan sebuat otoritas absolut militer internasional.
Pemikiran Immanuel Kant secara unsur mempunyai tujuan yang sangat mulia, tetapi secara riil sekarang hanya sebatas retorika teori tanpa adanya fungsi aplikasi yang tepat. Kekerasan seakan menjadi legalitas pencipta perdamaian. Negara penguasa bak pemilik satu-satunya dunia. Sekarang teori itu hanya isapan jempol belaka. Serangkaian untaian-untaian utopis bagi para pemerhati dunia yang rindu akan tatanan perdamaian yang abadi.
Pemikiran Immanuel Kant secara unsur mempunyai tujuan yang sangat mulia, tetapi secara riil sekarang hanya sebatas retorika teori tanpa adanya fungsi aplikasi yang tepat. Kekerasan seakan menjadi legalitas pencipta perdamaian. Negara penguasa bak pemilik satu-satunya dunia. Sekarang teori itu hanya isapan jempol belaka. Serangkaian untaian-untaian utopis bagi para pemerhati dunia yang rindu akan tatanan perdamaian yang abadi.
Buat lebih berguna, kongsi: