Power and the Powerless (Michael Parenti)

         Sebuah kekuasaan tidak secara acak dan bebas bisa didapatkan dari sebuah populasi yang ada di dalam suatu negara. Power merupakan polarisasi dari tatanan sistem sosial yang ada dan jalan dari sebuah sistem untuk mengorganisir dan memberikan efek bagi objeknya. Suatu kekuasaan (power) diterima atau dilegitimasikan dari berbagai macam sumber diantaranya, kekuasaan atas dasar hak kepemilikan property, kekayaan seseorang, posisi penting dalam sebuah organisasi, martabat atau status sosial, legitimasi sosial, tingkat pengetahuan, dan kemampuan dalam mengolah sebuah kepemimpinan, kemampuan teknologi, pengaruhnya terhadap suatu pekerjaan, pengaruh akan informasi, serta juga kemampuan untuk melakukan sebuah tekanan dan kekerasan.
     
     Posisi dalam sebuah jabatan atau struktur dalam suatu tatanan sosial mengindikasikan adanya suatu gagasan untuk mewujudkan permintaan tentang apa yang akan dilakukan atau apa yang menjadi baik dan buruk bagi kehidupan secara komunal. Biasanya hal tersebut dipadukan dengan membagi kelas dari sebuah tujuan dalam kekuasaan yakni antara hal-hal yang bersifat “materi dan non-materi”. Seperti halnya keadaan rumah yang tidak layak huni, buruknya kesehatan, dan lain sebagainya menjadi contoh hal-hal yang bersifat materi.
       
       Berbicara tentang power atau kekuasaan dapat dibedakan menjadi dua perspektif. Great power atau power dan least power atau juga disebut dengan powerless. Kekuasaan yang kuat dan kekuasaan yang lemah. Menelisik kepada kekuasaan yang lemah, kelompok atau penguasa yang mempunyai kuasa yang lemah tidak secara langsung menafikan keinginan untuk membuat suatu tatanan yang baik dalam kehidupan. Mereka juga mempunyai pandangan atau gagasan untuk hal tersebut. Hal yang menjadi sebuah problematika dari powerless ialah lemahnya kemampuan dan otoritas untuk mengambil sebuah kebijakan baik dalam tataran materi atau non materi. Keinginannya yang besar sangat tidak berimbang dengan kurangnya kapabilitas dalam sebuah kepemimpinan.


       Kekuasaan erat sekali kaitannya dengan suatu sistem pemerintahan. Sosialis, kapitalis, demokrasi, dan lain sebagainya sangat memengaruhi tingkat dan tipe dari kekuasaan. Seperti halnya kekuasaan dengan dominansi pemerintahan kapitalis lebih menekankan kepada komposisi internal dari kelas-kelas, tingginya diversifikasi, dan formasi sosial yang menggambarkan fungsinya tertentu. Menggambarkan situasi kehidupan dan ranking kelas antara kelas pekerja dan penguasa. Sistem kekuasaan dengan cara ini cenderung meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengambil sector pelayanan jasa. Di lain pihak, sistem ini dapat mengancam kepada ketidaksetaraan dalam pendapatan, konflik antar kelas, ketidakamanan ekonomi, pengangguran, inflasi, tingginya pajak, dan lain sebagainya.
        
        Lemahnya kekuaasaan tidak hanya berdampak pada hal-hal yang bersifat materi atau yang menyangkut pendapatan, ketenagakerjaan, dan lainnya melainkan juga berefek kepada rendahnya tingkat pengawasan akan kesehatan masyarakat di dalamnya. Berbagai macam penyakit akibat dari rendahnya pengelolaan dan fasilitas akan kesehatan terjadi secara massive dan berbahaya bagi keberlangsungan dari sebuah pemerintahan. Distabilitas terjadi di sana-sini. Kesenjangan sosial akibat adanya kelas dalam masyarakat yakni kelas orang-orang kaya dan kelas orang miskin yang selalu menjadi objek “penyakit mental” para penguasa. Kapitalisme modern sekarang menjadi salah satu contoh dari sistem yang mengedepankan ketidakseimbangan dalam distribusi sumber kekuasaan di masyarakat dimana kekuasaan lebih dibutuhkan untuk mengetahui siapa yang paling mendapat apa. Jabatan hanyalah legitimasi untuk memupuk sebuah kekayaan.     
    
    Distribusi struktur dari sumber-sumber kekuasaan mencerminkan adanya agenda dalam pembuatan kebijakan sosial. Sang pemilik kekuasaan sebaiknya mempunyai kriteria akan hal ini. Kontrol akan sumber kekuasaan mampu membatasi aksi dan reaksi dari para penerima kebijakan. Perlu ditekankan juga yakni kemampuan mengakses sumber-sumber kekuasaan tidak menjadi garansi sumber tersebut bisa ditempatkan secara proporsional atau diberlakukan untuk semua. Semua kmungkinan bisa terjadi. Distribusi dalam sebuah sistem sedikit menggambarkan tentang siapa yang mencoba memengaruhi, dan bagaimana pengaruh tersebut dapat digunakan dan diaktualisasi. Kekuasaan dengan pembagian yang tepat akan berdampak pada penentuan kebijakan yang tepat pula.

                                                                       Rakhmat Abril Kholis
                                                                                        Wakil Ketua KAMMI MedSos UIN Jakarta
                                                                                         Researcher of CIDES
                                                                                         Co-Founder Indonesia Madani                   




Buat lebih berguna, kongsi:
close
CLOSE [X]